Malam ini hujan turun lagiBersama
kenangan yang ungkit luka di hatiLuka yang harusnya dapat terobatiYang ku harap
tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparanHal yang biasa buat aku, hidup di jalananDisaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraianYang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalianYang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumahHal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelamTiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakanDengan minuman keras yang saat ini ku genggamAtau menggoreskan kaca di lengankuApapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalamPerihnya luka ini semakin dalam ku rasakanDisaat ku telah mengerti, betapa indah dicintaiHal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalianYang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumahHal yang selalu akubandingkan dengan hidupku yang kelamTiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparanHal yang biasa buat aku, hidup di jalananDisaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraianYang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalianYang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumahHal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelamTiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakanDengan minuman keras yang saat ini ku genggamAtau menggoreskan kaca di lengankuApapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalamPerihnya luka ini semakin dalam ku rasakanDisaat ku telah mengerti, betapa indah dicintaiHal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalianYang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumahHal yang selalu akubandingkan dengan hidupku yang kelamTiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar