I.
Pengertian peralatan hidup manusia
praaksara di Indonesia
Untuk
mendukung kehidupannya, manusia Purba menggunakan dan membuat beragam peralatan
yang terbuat dari bahan batu, kayu, tanduk, dan tulang ikan. Artefak dan
fosilnya sebagian besar masih bisa ditemukan kecuali peralatan yang terbuat
dari kayu.
Teknik pembuatan alat masih sederhana
sehingga menghasilkan alat-alat yang kasar karena tidak dihaluskan.
II.
5 Tahap Perkembangan Manusia Purba
Berdasarkan Peralatan Yang Mereka Pakai
1.
Zaman Paleolithikum
2.
Zaman Mezolithikum
3.
Zaman Neolithikum
4.
Zaman Megalithikum
5.
Zaman Logam
1. Zaman Paleolithikum
Paleolithikum
berasal dari kata Paleo artinya tua dan Lithos artinya batu
sehingga zaman ini disebut zaman batu tua.
Pada
masa ini kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai corak berburu dan meramu. Berburu
adalah kegiatan manusia purba untuk memperoleh makanan dengan cara memburu
binatang, memasang perangkap, dan menjeratnya. Meramu adalah kegiatan
untuk mendapatkan bahan makanan dengan cara mengumpulkan tumbuh-tumbuhan
langsung dari alam.
a) Alat Budaya Pacitan
Alat
Budaya Pacitan berasal dari batu. Ada 2, yaitu tradisi batu inti yang terdiri
atas Kapak Perimbas (chopper) dan Kapak Genggam (hand adze).
Kapak Perimbas digunakan untuk merimbas kayu, pemecah tulang, dan sebagai
senjata. Kapak Genggam digunakan untuk menggali, memotong dan menguliti.
Alat-alat
ini ditemukan di Punung, Pacitan (Jawa Timur) juga ditemukan di Jampang Kulon
(Sukabumi, Jawa Barat) dan dibeberapa tempat lain.
b) Alat Budaya Ngandong
Alat
Budaya Ngandong dibuat dari tanduk, tulang, dan duri ikan. Alat budaya ini
terdiri atas Sudip, Mata Tombak, dan Belati/Penusuk.
Alat-alat
tersebut ditemukan di Ngandong, Blora (Jawa Tengah).
2. Zaman Mezolithikum
Zaman
Mezolithikum artinya zaman Batu Madya (mezo) atau pertengahan. Zaman ini
disebut pula zaman “Mengumpulkan Makanan (food gathering) Tingkat
Lanjut”, yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10000 tahun yang lampau.
Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa
Melanesoide yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang, Aeta, Sakai, dan
Aborigin.
Corak
hidup masyarakatnya sama seperti pada zaman Paleolithikum yaitu berburu dan
meramu.
a) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger
merupakan salah satu bukti adanya kehidupan manusia Praaksara. Kjokkenmoddinger
adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Denmark (Kjokken = dapur, Modding
= sampah), secara harafiah diartikan sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger
banyak ditemukan di daerah di tepi pantai, adanya Kjokkenmoddinger menunjukkan
adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah yang bertonggak.
Kjokkenmoddinger
banyak ditemukan di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut, antara Aceh, Langsa,
dan Medan.
b) Abris Sous Rosche
Abris
Sous Rosche merupakan gua-gua yang menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang.
Gua tersebut berfungsi untuk memberikan perlindungan kepada manusia Praaksara
dari hujan dan panas. Alat-alat yang ditemukan di Abris Sous Rosche diantaranya
alat-alat dari batu berupa ujung panah dan flakes, batu-batu penggiling,
kapak-kapak yang sudah diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan
alat-alat dari logam (perunggu dan besi).
Abris
Sous Rosche banyak ditemukan di Gua Lawa dekat Sampung (Ponogoro, Madiun),
Bojonegoro, dan Lumancong (Sulawesi Selatan).
2. Zaman Neolithikum
Zaman Neolithikum artinya Zaman Batu muda. Di
Indonesia, zaman neolithikum dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup untuk
memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, dari cara food
gatherer (Pengumpul Makanan) menjadi food producer (Penghasil
Makanan), yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak. Pada masa itu
manusia sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari binatang buas.
a)
Gerabah berasal dari tanahliat yang dibakar. Cara pembuatannya
sederhana. Lama-lama cara pembuatan dengan tangan mengalami perkembangan.
b)
Kapak Persegi disebut kapak persegi karena kapak ini dibuat dalam
penampang persegi. Jenis alat lainnya yang memiliki berbagai ukuran dan
berbagai keperluan, yaitu yang besar bernama Beliung atau Pacul dan yang kecil
bernama tarah yang berfungsi mengerjakan kayu. Alat ini terbuat dari batu api
dan ada juga yang dibuat dari chalcedon yang berbentuk sebuah bidang
segi panjang atau bentuk Trapesium.
c)
Kapak Lonjong disebut Kapak Lonjong karena dibuat dalam penampang
lonjong. Bagian yang tajam diasah dua sisi dan diberi tangkai dengan posisi
seperti kapak penebang kayu sekarang. Banyak ditemukan di kawasan timur
Indonesia antara lain Sulawesi, Sangihe Talaud; Flores, Maliku, Leti, Tanimbar,
dan terutama di Papua.
d)
Perhiasan Manusia Purba pada masa bercocok tanam sudah mengenal
perhiasan. Perhiasan Neolitik ini dibuat dari batu mulia berupa gelang. Banyak
ditemukan di Jawa Barat (Tasikmalaya, Cirebon, dan Bandung)
e)
Mata Panah banyak ditemukan di Maros dan Kalumpang (Sulawesi Selatan),
Gua Sampung dan Gua Lawa di daerah Tuban, Bojonegoro, serta Punung (Jawa
Timur).
f)
Gurdi dan Pisau Gurdi dan Pisau Neolitik banyak ditemukan di kawasan
tepi danau. Misalnya di Danau Kerinci (Jambi); Danau Bandung, Cangkuanng,
Leles, Danau Leuwiliang (Jawa Barat); Danau Tondano, Minahasa (Sulawesi Utara),
dansebuah Danau di Flores Barat.
3. Zaman Megalithikum
Zaman
Megalithikum artinya Zaman Batu Besar. Pada Zaman ini manusia sudah mengenal
kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan
manusia pada Zaman Megalithikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah,
yaitu memperlakukan orang yang meninggal dengan baik sebagai bentuk
penghormatan. Adanya kepercayaan ini dapat dilihat dari penemuan
bangunan-bangunan kepercayaang Primitif.
Ditemukan
di Nias, Sumba, Flores, Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
a)
Menhir berbentuk tiang atau tugu batu tunggal yang didirikan untuk
menghormati nenek moyang. Banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah,
dan Kalimantan.
b)
Dolmen adalah meja batu yang berkakikan menhir. Berfungsi sebagai tempat
sesaji atau pemujaan kepada roh nenek moyang.
c)
Sarkofagus atau Keranda bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi
mempunyai tutup. Berfungsi sebagai peti mayat, didalamnya terdapat tulang
belulang manusia bersama bekalnya. Banyak ditemukan di Bali.
d)
Kubur Batu berfungsi sebagai peti mayat, hanya beda bentuknya. Kubur
batu dibuat dari lempengan batu yang disusun menjadi peti. Banyak ditemukan di
daerah Kuningan, Jawa Barat, dan Gilimanuk (Bali).
e)
Punden Berundak-undak Bangunan batu ini tersusun secara bertingkat-tingkat.
Biasanya pada punden berundak-undak terdapat menhir. Fungsinya sebagai tempat
pemujaan. Banyak ditemukan di Lebak daerah Banten Selatan.
f)
Waruga yaitu kubur batu berbentuk kubus atau bulat, dibuat dari batu
yang utuh. Waruga ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
g)
Arca. Arca-arca Megalith menggambar binatang atau manusia.
Bintang-bintang yang digambarkan ialah gajah, kerbau, harimau, dan monyet.
Arca-arca seperti ini ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Selatan,
dan Lampung.
4. Zaman Logam
Zaman
Logam disebut juga Zaman Perundagian, zaman ini dibagi tiga, yaitu:
- Zaman Tembaga
- Zaman Perunggu
Zaman
Besi
a)
Nekara dapat juga disebut
Genderang Perunggukarena terbuat dari perunggu, Genderang Nobat atau Genderang
Ketel karena bentuknya semacam berumbung. Banyak ditemukan di Pejeng dan
Bebitra (Bali), Sumatra, NTT, Weleri (Jawa Tengah), Pulau Selayar, Pulau Kei, Pulau Roti, Pulau Sangean serta Banten
b)
Kapak Corong disebut Kapak Corong
karena kapak dari perunggu ini bentuknya seperti corong, fungsinya untuk
memotong kayu. Banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, dan di Papua.
c)
Arca Perunggu yaitu arca-arca berupa manusia dan binatang ditemukan di
Bangkinang (Riau), Palembang, Bogor, dan Lumajang (Jawa Timur).
d)
Bejana Perunggu berbentuk seperti kepis (wadah ikan pada pemancing)
dengan pola hias pilin berganda pada sisi luar. Banyak ditemukan di tepi Danau
Kerinci (Jambi), Asemjaran, Sampang dan Madura (Jawa Timur).
e)
Perhiasan Perunggu yang ditemukan beragam bentuknya. Banyak
ditemukan di Malang, Bali dan Bogor.
f)
Manik-manik yang berasal dari Zaman Perunggu ditemukan dalam jumlah
yangbesar. Berfungsi sebagai bekal kubur sehingga memberikan corak istimewa
pada zaman perunggu.
g)
Senjata Beberapa mata tombak dan
belati perunggu ditemukan di Prajekan (Jawa Timur) dan Bajawa (Flores).
Like&Share Yaaa... :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar